Syair : Restu Narwan Sutarmas dan H. Winarno
Mari kita laksanakan wajib belajar
Putra putri tunas bangsa
Harapan negara
Wajib mencar ilmu cerdaskan
Kehidupan bangsa
‘ntuk menuju masyarakat
Adil sejahtera
Gunakan waktumu isilah hidupmu
Tekunlah mencar ilmu giatlah bekerja
Berantas kebodohan perangi kemiskinan
Habis gelap terbit terang
Hari depan cerlang
Ayo kita giatkan wajib belajar
Jangan putus tengah jalan marilah tamatkan
Tanam ilmu sekarang
Petik hari depan
Cerdas trampil berwibawa penuh daya cipta
Gunakan waktumu isilah hidupmu
Tekunlah mencar ilmu giatlah bekerja
Jadikan tunas bangsa inti pembangunan
Adil makmur sejahtera
Merata bahagia
NOT LAGU WAJIB BELAJAR
Untuk lirik dan not lagu Wajib Belajar kau sanggup download pada gambar dibawah:
PENGERTIAN LIRIK DAN NOT LAGU WAJIB BELAJAR
Lirik Lagu merupakan ekspresi seseorang perihal suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta Lagu melaksanakan permainan kata-kata dan bahasa untuk membuat daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya.Permainan bahasa ini sanggup berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang diadaptasi dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe, 2003, p.51).
Definisi lirik atau syair Lagu sanggup dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1986) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya meliputi jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa.
Jika definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka harus diketahui apa yang dimaksud dengan puisi. Puisi berdasarkan Rachmat Djoko Pradopo (1990) merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman insan yang penting dan digubah dalam wujud yang berkesan. Sedangkan berdasarkan Herman J. Waluyo (1987) menyampaikan puisi yakni bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa pada struktur fisik dan struktur batinnya.
Dari definisi diatas, sebuah karya sastra merupakan karya imajinatif yang memakai bahasa sastra. Maksudnya bahasa yang dipakai harus dibedakan dengan bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa ilmiah. Bahasa sastra merupakan bahasa yang penuh ambiguitas dan mempunyai segi ekspresif yang justru dihindari oleh ragam bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari (Awe, 2003, p. 49). Karena sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa sastra cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada alhasil mengubah perilaku pembaca (Wellek & Warren, 1989, p. 14-15).
Lagu yang terbentuk dari relasi antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa.
Pesan sanggup mempunyai banyak sekali macam bentuk, baik mulut maupun tulisan. Lirik lagu mempunyai bentuk pesan berupa goresan pena kata-kata dan kalimat yang sanggup dipakai untukmenciptakan suasana dan citra imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga sanggup pula membuat makna-makna yang beragam.
Dalam fungsinya sebagai media komunikasi, lagu juga sering dipakai sebagai sarana untuk mengajak bersimpati perihal realitas yang sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif. Dengan demikian lagu juga sanggup dipakai untuk bebagai tujuan, contohnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat menyerupai pada masa perjuangan, bahkan lagu sanggup dipakai untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapat derma serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan perilaku atau nilai yang kemudian sanggup dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat.
Propaganda melalui maupun tidak melalui lirik lagu tetap mempunyai imbas yang kompleks. Contohnya Jika pesan dalam lirik lagu oleh propagandis diketengahkan perihal ketidakadilan dan ketimpangan-ketimpangan sosial dan secara tidak eksklusif menempatkan pemerintah sebagai pihak yang harusnya bertanggung jawab pada keadaan itu, bukan mustahil hanya melalui lagu , khalayak menjadi marah, menuntut bahkan melawan pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan banyak sekali bentuk.
Oleh sebab bahasa dalam hal ini kata-kata, khususnya yang dipakai dalam lirik lagu tidak menyerupai bahasa sehari-hari dan mempunyai sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada alhasil mengubah perilaku pembaca (Wellek & Warren, 1989, 14-15).
Maka untuk menemukan makna dari pesan yang ada pada lirik lagu , digunakanlah metode semiotika yang notabene merupakan bidang ilmu yang mempelajari perihal sistim tanda. Mulai dari bagaimana tanda itu diartikan, dipengaruhi oleh persepsi dan budaya, serta bagaimana tanda membantu insan memaknai keadaan sekitarnya. Tanda atau sign berdasarkan Littlejohn (2001, p. 64) yakni basis dari seluruh komunikasi. Sedangkan yang disebut tanda sanggup berupa gambar atau goresan pena (Kurniawan, 2001,p.53).
DAFATAR PUSTAKA:
Awe, Mokoo. 2003. Iwan Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan. Ombak : YogyakartaDjoko, Pradopo Rachmat. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesia Tera
Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication Fifth Edition. New York: Wadsworth Publishing Company
Waluyo, J. Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Wellek, Rene dan Warren, Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Van Luxemburg, Mieke and Willem. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar